BAB
1
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antarindividu melalui suatu
sistem yang biasa,baik dengan simbol-simbol,sinyal-sinyal,maupun perilaku atau
tindakan. Sedangkan bisnis adalah Sebuah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia dengan memanfaatkan SDA dan SDM atau dapat disebut juga
kegiatan memproduksi barang dan jasa untuk meraih keuntungan.Jadi dapat
disimpulkan komunikasi bisnis ialah Komunikasi yang dilakukan dalam dunia
bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi,baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbl untuk
mencapai tujuan tertentu.Atau komunikasi bisnis adalah proses pertukaran
informasi,pesan,gagasan,ide baik personal,interpersonal dengan menggunakan
simbol,lambang yang berkaitan dengan tujuan organisasi untuk mendapatkan
keuntungan.
Komunikasi Interpersonal adalah Bentuk
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih fleksibel dan
informal,jenis komunikasi tersebut lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya komunikasi yang dilakukan dalam suatu keluarga,antar keluarga,antar
teman,dan bahkan antar relasi bisnis sekalipun untuk mencapai tujuan
tertentu.Komunikasi yang terjalin cukup santai ,akrab dan tidak kaku.tidak jadi
masalah bila digunakan bahasa daerah bahasa gaul,atau bahasa campuran.yang
terpenting pesan yang disampaikan dapat dipahami baik oleh pihak lain.Disamping
itu pokok bahasan atau topik bahasannya juga sangan variatif.
Hubungan Interpersonal dapat meningkatkan
kemampuan anda sebagai seorang komunikator bisnis.Beberapa orang mengalami
kemajuan secara lamban atau mereka dikeluarkan dalam pekerjaannya karena tidak
dapat bekerjasama dengan orang lain.Meningkatkan hubungan Antarpesona merupakan
suatu pertimbangan penting bagi kita semua.
A.
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan
pengertian komunikasi interpersonal
2. Memahami
tujuan komunikasi interpersonal dalam bisnis
3. Konsep
Interpersonal dalam bisnis
4. Bagaimana
hubungan interpersonal dalam bisnis
5. Mmemahami
gaya kepemimpinan dalam komunikasi interpersonal
6. Mendengarkan
sebagai keahlian Interpersonal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal sama
dengan komunikasi Antarpribadi yaitu komunikasi yang dilakukan antara seseorang
dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis),dengan
menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal)
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Suatu studi nasional mengenai derektur
personalia menyatakan bahwa keahlian komunikasi antarpersona dan keahlian
hubungan manusi (dikiuti oleh keahlian komunikasi lisan) menduduki keenam belas
faktor terpenting dalam keberhasilan kerja.
Berdasarkan pengertian
tersebut,paling tidak ada empat hal penting yang perlu diperhatikan,antara
lain:
1. Komunikasi
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2. Menggunakan
media tertentu,misalnya telepon,telepon seluler,atau bertatap muka (face to
face)
3. Bahasa yang
digunakan bersifat informal,dapat menggunakan bahasa daerah,bahasa
pergaulan,atau bahasa campuran.
4. Tujuan yang
ingin dicapai dapat bersifat personal bila komunikasi terjadi dalam suatu
masyarakat dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam
suatu organisasi.
Didalam
suatu organisasi (bisnis) komunikasi antarpribadi atau interpersonal merupakan
komunikasi yang terjadi antara manajer dan karyawan atau antara karyawan yang
satu dengan karyawan yang lain dengan menggunakan media tertentu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
B.
Tujuan komunikasi
Interpersonal dalam bisnis
Seseorang
berkomunikasi dengan orang lain tentu saja mempunyai tujuan tertentu,termasuk
didalamnya komunikasi interpersonal.Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
dalam komunikasi interpersonal dalam bisnis,antara lain:
1. Menyampaikan
informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang
lain,tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan.Salah satu
diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang
tersebut mengetahui sesuatu.Sebagai contoh,didalam perusahaan mengenalkan suatu
produk terbaru kepada publik dimana mereka menyampaikan informasi tentang
keunggulan,manfaat,dan kelebihan produk ini dan publik akan mengetahui
informasi produk baru tersebut.
2. Berbagi
pengalaman
Selain menyampaikan
informasi,komunikasi antarpribadi juga memliliki tujuan untuk saling membagi
pengalaman kepada orang lain mengenai hal-hal yang telah dialami.
3. Menumbuhkan
simpati
Simpati adalah suatu sikap positif yang muncul dari lubuk hati
yang paling dalam untuk ikut merasakan bagaimana beban
derita,musibah,kesedihan,dan kepiluan yang sedang dirasakan oleh orang
lain,komunikasi juga dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa simpati seseorang
kepada orang lain.Berbagai cara untuk menumbuhkan rasa simpati seseorang kepada orang lain antara lain dapat
dilakukan dalam bentuk dukungan
moral,bantuan dana,obat-obatan,aneka barang dan bantuan pokok.
4. Melakukan
kerja sama
Tujuan komunikikasi interpersonal
yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang
lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak.
5. Menceritakan
kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi ini juga dapat
digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain.komunikasi
ini bukan hanya saja merupakan cara untuk mencurahkan isi hati,tetapi juga cara
mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang dihadapi.
6. Menumbuhkan
motifasi
Melalui komunikasi
interpersonal,seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu
yang baik dan positif.Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu.Pada dasarnya,seseorang cenderung untuk melakukan
sesuatu karen dimotivasi orang lain dengan beberapa cara,seperti kerjanya,dan
memberikan penghargaan kepada orang lain.
C. Konsep Interpersonal dalam bisnis
Didalam
memahami komunikasi Interpersonal kita harus mengetahui Konsepsi yang
dibutuhkan dalam dunia bisnis untuk mencapai tujuannya.Berikut konsep yang akan
diketahui:
1.
Konsep diri
Salah satu komponen utama dalam studi komunikasi
interpesonal adalah konsep diri.Kadar keberhasilan seseorang diukur dengan cara
bagaimana seseorang itu memandang kemampuannya.Goss dan O’Hair (1998)
menunjukkan bahwa suatu konsep diri mengacu pada bagaimana anda menilai diri
Anda sendiri.seberapa besar anda berpikir bahwa diri anda berharga sebagai
seseorang. Konsep diri dan penghargaan diri, dalam kdar yang besar, mengarahkan
anda bagaimana merasakan diri anda dalam berhubungan dengan orang lain.
Satu-satunya penentu sosial yang paling berarti mengenai bagaimana anda
berhubungan dengan orang lain dalam komunikasi bisnis dan hubungan pribadi
adalah bagaimana anda merasakan diri anda sendiri-konsep diri anda.
2.
Kebutuhan Interpersonal
Iklim organisasi yang mendukung merupakan suatu hal
yang penting. Rasa harga diri dan iklim yang mendukung merupakan prasyarat bagi
terciptanya suatu hubungan bisnis yang berhasil. Adanya hubungan yang produktif
dan professional dalam lingkungan bisnis merupakan hal penting bagi tim kerja
dan menimbulkan produktivitas yang efektif.
Sebagian besar hubungan timbul berdasarkan pemenuhan
kebutuhan bersama. Kebutuhan-kebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku
hubungan yang anda lihat dalam suatu organisasi. Kebutuhan-kebutuhan ini
dicerminkan dalam cara orang-orang mengharapkan orang lain untuk
melibatkan,mengendalikan, dan menunjukkan kasih sayang kepada mereka dan dalam
derajat hingga mereka berharap menawarkan hal-hal tersebut kepada orang lain.
Kebutuhan yang ketiga memberikan alasan yang penting
dalam hal pemilihanhubungan, yaitu kebutuhan akan afeksi (kasih sayang). Afeksi
diekspresikan dengan memberikan “belaian”- indikasi verbal dan non verbal
mengenai perilaku pegawai yang dinilai oleh orang lain dalam kelompok kerja.
3.
Keterbukaan
Satu aspek keterbukaan merupakan suatu cara
bagaimana suatu informasi dibagikan, yaitu gaya komunikasi. Apakah informasi
tersebut dibagikan secara pribadi dan dengan gaya penuh perhatian atau dengan
cara interpersonal yang tidak peduli
4.
Tingkat Penyingkapan
Tingkat 1, yaitu tingkat komunikasi paling dasar,
melibatkan rutinitas atau ritual. Seperti sapaan “bagaimana kabarmu hari ini?”
atau “hai, apa kabar?”. Melalui keterbukaan awal seperti ini, kita menegaskan
orang lain- kita menyadari kehadiran mereka dan mereka adalah orang-orang dalam
lingkungan kita.
Komunikasi tingkat 2 melibatkan percakapan informasi
umum. Informasi ini tidak rahasia dan tidak mengancam seseorang untuk membagi
informasi. Dengan kata lain, tidak ada resiko yang ditanggung. Informasi yang
dibagikan dapat diperoleh dari sumber-sumber lain.
Komunikasi tingkat 3 melibatkan penyingkapan opini,
kepercayaan, dan nilai. Seseorang yang bijaksana akan membagi informasi yang
dimilikinya hanya setelah kepercayaan ditetapkan.
Komunikasi
tingkat 4 melibatkan pembagian perasaan.
5.
Tugas dan Hubungan
Setiap peristiwa komunikasi meliputi dimensi tugas
dan hubungan. Dimensi tugas meliputi faktor-faktor seperti informasi pekerjaan,
prosedur organisasi, rencana pemasaran, dan informasi lainnya yang diperlukan
untuk melengkapi prosedur pelayanan, penjualan, atau pabrikasi. Dimensi
hubungan meliputi fakta-fakta yang menyatakan bahwa anda dianggap memenuhi
syarat untuk menjadi ketua tim, dan penyelia memberikan kepercayaan itu kepada
anda.
6.
Iklim
Kreps (1986) menyatakan bahwa iklim organisasi
adalah “sifat emosional intern organisasi yang didasarkan pada bagaimana
senangnya para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap
organisasi”
Pada iklim bertahan, atmosfernya terkesan “berat”
dan represif. Sedangkan pada iklim mendukung, orang-orang merasa dihormati dan
satu sama lain saling memberikan dorongan pada saat mereka berupaya
menyelesaikan tugasnya yang menumpuk.
D. Hubungan interpersonal dalam bisnis
Komunikasi yang efektif ditandai dengan
hubungan interpersonal yang baik.kegagalan komunikasi terjadi,bila isi pesan
kita dipahami,tetapi hubungan dintara komunikasi menjadi rusak.Anita tylor
mengatakan komunikasi interpersonal yang efektif mempunyai banyak unsu,tetapi
hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.Untuk menumbuhkan dan
meningkatkan hubungan interpersonal,kita perlu meningkatkan kualitas
komunikasi.Beberapa Faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal
1.
Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan
bahwa dirinya tidak akan dirugikan,tidak akan dikhianati,maka orang itu akan
lebih mudah membuka dirinya.percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada
faktor-faktor sebagai berikut :
a.
Karakteristik dan maksud orang lain
Artinya
orang tersebut memiliki kemampuan,keterampilan,pengalaman dalam bidang
tertentu.Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga,diandalkan,jujur dan
konsisten
b.
Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan
adanya keterbukaan.Bila maksud dan tujuan sudah jelas,harapan sudah dinyatakan,maka
sikap percaya akan muncul.
2.
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas
komunikasi.beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a.
Evaluasi dan diskripsi,maksudnya,kita tidak perlu
memberikan kecemasan atas kelemahan dan kekurangan
b.
Orientasi masalah,mengkomunikasikan keinginan untuk
kerja sama,mencari pemecahan masalah,mengajak orang lain bersama-sama
menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan
c.
Spontanitas,Sikap jujur dan dianggap tidak
menyelimuti motif yang pendendam
d.
Empati,menganggap orang lain sebagai persona.
e.
Persamaan,tidak mempertegas perbedaan,komunikasi
tidak melihat perbedaanwalaupun status berbed,penghargaan dan rasa hormat
terhadap perbedaan pandangan dan keyakinan
f.
Profesionalisme,Kesediaan untuk menunjau kembali
pendapat sendiri.
3.
Sikap terbuka
Kemampuan menilai secara obyektif,kemampuan
membedakan dengan mudah,kemampuan melihat nuansa,orientasi ke isi,pencarian
informasi dari berbagai sumber,kesediaan mengubah keyakinannya,profesional,dll.
E.
Gaya kepemimpinan
dalam komunikasi interpersonal
Gaya
kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi,dan mengendalikan bawahannya dengan
cara-cara tertentu,sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjannya
secara efektif dan efisien.
Dalam
dunia bisnis,penerapan gaya kepemimpinan seseorang akan dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku bawahannya dalam melakukan pekerjaan mereka.Kepemimpinan
dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tiga komponen
penting,yaiyu meneger,karyawan dan situasi atau kondisi lingkungan kerja
tertentu.
Salah
satu teori yang mampu memberikan gambaran gaya kepemimpinan seseorang adalah
teori X dan Y.dan membahas empat gaya kepemimpinan menurut ludlow dan
panton,gaya kepemimpinan situasional,dan beberapa komponen penting dalam
kepemimpinan inti yang perlu dimiliki oleh seseorang manajer suatu organisasi
dalam bisnis.
Teori X
dan Y
Dalam teori X dan Y Douglas McGreror berusaha
mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana
gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang
berbeda,dan termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi (manajer dan bawahan)
tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.
Empat
gaya kepemimpinan
Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan
dalam suatu organisasi,maka komunikasi antarpribadi yaitu manajer dan
bawahan (karyawan) harus tetap terjaga
dengan baik.Menurut Ludlow dan Panton,terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.Antara lain :
1.
Pengarahan
Gaya kepemimpinan pengarahan
tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan belyang cukup
dalam menjalankan suatu tugas tertentu. memiliki pengalaman.Disamping itu,tugas
pekerjaan yang hrus diselesaikan juga cenderung kompleks dan rumit.Oleh karena
itu seorang manejer harus mampu menjelaskan sejelas mugkin dan rinci tentang
apa yang harus dikerjakan,bagaimana cara mengerjakan,dan kapan pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan.
2.
Pembekalan
Gaya kepemimpinan p[embekalan
tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana karyawan telah memiliki
pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan.Disamping itu,para karyawan
memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap
pekerjannya.Dalam hal ini,Seorang manejer juga memberikan penjelasan seperlunya
terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh karyawan.
3.
Dukungan
Gaya kepemimpinan dukungan tepat
digunakan pado situasi dan kondisi dimana para karyawan telah mengenal
teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang baik dengan
seorang manejer.Dalam hal ini,seorang manejer lebih banyak terlibat dalam
berbagai keputusa kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari
para karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.
4.
Pendelegasian
Gaya kepemimpinan pendelegasian
tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan telah memahami
dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang
harus diselesaikan,tetapi seorang menajer juga harus memantau atas kinerja para
karyawannya.untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan
standard yang telah ditetapkan.
Gaya kepemimpinan Situasional
Gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer suatu organisasi (bisnis)
dapat saja berubah seiring dengan perubahan dinamika yang berkembang dalam diri
karyawan.Karyawan memiliki kemampuan yang baik tentang kemampuan yang baik
tentang bagaimana menyelesaikan tugas dan pekerjannya dengan baik.oleh karena
itu,gaya kepemimpinan yang telah dipilih dalam suatu situasi dan kondisi
tertentu barangkali tepat diterapkan pada saat itu,tetapi jika situasi dan
kondisi yang telah berubah,gaya kepemimpinan yang diterapkan juga dapat
berubah.Gaya kepemimpinan ini disebut gaya kepemimpinan situasional.Ada tiga
kemampuan/keterampilan yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan
situasional tersebut,antara lain:
1. Keterampilan
Analitis
Keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang manajer dalam melakukan evaluasi atu penilaian kinerja bawahan
(karyawan) dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
2. Keterampilan
fleksibilitas
Keterampilan yang harus dimiliki seorang
manajer dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat berbeda.
3. Keterampilan
komunikasi
Keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang manajer untuk menyampaikan ide atau gagasannya kepada bawahan,termasuk
bagaimana ia menjelaskan perubahan gaya kepemimpinannya kepada bawahannya.Yang
terpenting adalah bagaimana mengomunikasikan ide atau gagasan tersebut dengan
jelas dan mudah dipahami dengan baik oleh karyawan,sehingga dapat dihindarkan
kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Kepemimpinan
inti
Dalam situasi lingkungan kerja yang selalu
dinamis,gaya kepemimpinan yang diterapkan juga berbeda.Oleh karenanya,seorang
manajer yang efektif harus dapat memahami dengan baik dan tepat bagaimana
kondisi lingkungan kerja yang ada,termasuk latar belakang para karyawan yang
ada dalam suatu organisasi tersebut.
Menurut Hellriegel dan Slocum,seorang
manajer yang dinamis harus memiliki lima kemampuan yang dikenal sebagai
keahlian kepemimpinan inti yaitu :
1.
Pemberdayaan
Pemberdayaan pada dasarnya
merupakan kemampuan seorang manajer untuk berbagi pengaruh dan kendali dengan
para karyawannya.Dalam hal ini seorang manajer dapat memberdayakan para
karyawan untuk terlibat secara langsung dalam suatu proses pengambilan
keputusan bagi pencapaian tujuan suatu organisasi.
2.
Intuisi
Dalam dunia bisnis praktis,sering
kali para pelaku bisnis menggunakan intuisi yang dimilikinya bagi pengambilan
suatu keputusan strategis.Menurut Griffin (2002),intuisi adalah keyakinan
bawaan dalam diri seorang mengenai sesuatu tanpa pertimbangan sadar.Manajer
kadang-kadang memutuskan sesuatu karena “Rasanya benar” atau karena
firasat.Firasat kadang-kadang dapat membantu manajer membuat keputusan tanpa
melalui urutan langkah yang rasional.Hasilnya adalah kemampuan untuk memahami
situasi secara tepat dan mengantisipasi terjadinya perubahan,keberanian
mengambil risiko,dan sekaligus bagaimana membangun kepercayaan kepada orang
lain.
3.
Pemahaman diri
Pemahaman diri pada dasarnya
merupakan kemampuan untuk mengenal diri sendiri,baik kekuatan maupun
kelemahannya.Seorang manajer harus dapat menilai apa saja kekuatan yang
dimilikinya dan juga kelemahan yang ada pada dirinya.Kemampuan mengenal diri
yang baik akan membantunya dalam mengembangkan diri di masa depan.Kekuatan yang
ada pada diri seseorang dapat senantiasa dikembangkan,sementara kelemahan yang ada
pada diri sendiri secara bertapat dapat diatasi dengan cara belajar dan
berlatih.
4.
Visi
Kemampuan untuk berimajinasi pada
situasi yang berbeda dan situasi yang lebih baik dengan cara bagaimana
mencapainya.Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan diperlukan komitmen yang
tinggi baik bagi karyawan,manajer,dan pemegang saham.Salah satu cara yang dapat
dilkukan adalah melibatkan para karyawan untuk memberikan masukan yang sangat
berharga dalam perbaikan yang terus-menerus bagi pencapaian visinya.
5.
Kesesuaian Nilai
Kemampuan untuk memenuhi dan
memadukan prinsip-prinsip organisasi dengan nilai-nilai karyawan.ketidak
sesuaian antara keduanya juga berdampak pada terganggunya kelancaran kegiatan
operasional suatu organisasi perusahaan.
F.
Mendengarkan
sebagai keahlian Interpersonal
Kegiatan mendengarkan orang lain
merupakan kegiatan yang sudah sering dilakukan,baik yang dilakukan melalui
bertatap muka maupun dalam suatu kelompok.Setisp individu memiliki tujuan
ketika mendengarkan sesuatu,antaralain berinteraksi dengan orang lain,menerima
informasi,mengatasi masalah,dan saling berbagi perasaan dengan orang lain.
Dalam komunikasi Antarpribadi
(interpersonal comunication) kegiatan mendengarkan ( menyimak ) suatu
percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu
pesan yang disampaikan oleh orang lain.Dalam hal ini,istilah mendengarkan
(listening) bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis.yaitu merupakan
kegiatan mendengar secara aktif percakapan dengan orang lain yang dituntut
adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor
penganggu dalam suatu percakapan tersebut.Oleh karena itu,kegiatan mendengar
itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan perlu perhatian yang
cukup.Semakin banyak berlatih mendengarka,maka akan semakin baik dalam memahami
suatu percakapan dengan orang lain.
Sebagai contoh,ketika seorang
manajer sedang menyampaikan persentasi bisnis di suatu ruang
pertemuan,tiba-tiba salah satu telepon genggam seorang peserta (karyawan)
berdering.Dering telepon tersebut dapat membuyarkan atau menganggu konsentrasi
para peserta yang sedang mendengarkan persentasi tersebut.
Menurut Lehman,Himstreet,dan Baty
kebanyakan para manajer dalam setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk
mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking) dengan para
supervisor,karyawan,pelanggan,dan berbagai asosiasi bisnis.Mendengarkan menjadi
begitu penting sebagaimana berbicara atau berpidato.dihadapan audiens.Kebiasaan
sebagai pendengar yang efektif akan menghasilkn beberapa hal yang
positif,antara lain :
1.
Pendengar yang baik akan disukai orang lain karena
mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk didengarkan
2.
Kinerja/prestasi kerja karyawan meningkatkan ketika
pesan yang diterima tersebut dapat dimengerti dengan bail
3.
Umpan balik yang akurat dari karyawan akan berdampak
positif bagi hasil kerjanya
4.
Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya
kesalahpahaman dalam penyampaian suatu pesn
5.
Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta
dan mana yang sekedar gosip
6.
Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan
prestasi kerja yang baik dan peningkatan kepuasan kerja.
7.
Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang
terjadi.kapan mereka mendengarmdan kapan mereka berpartisipasi didalamnya yang
tumbuh dari komunikasi yang baik.
Mengingat betapa pentingnya
kebiasaan mendengarkan yang baik,maka ada beberpa saran agar dalam kegiatan
mendengarkan bisa berlangsung secara efektif,antara lain:
1.
Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara
tersebut,mulai dari gerakannya,kontak mata,nada suara,dan ekspresi
wajahnya.Perhatian anda tersebut akan dapat membantu pemahaman terhadap apa
yang dimaksudkan tersebut
2.
Berikan umpan balik,seperti apakah mereka sudah
mengerti atau belum,apakah ada pertanyaan,atau pernyataan setuju atau tidak setuju
terhadap apa yang telah disampaikan tersebut
3.
Mendengarkan membutuhkan waktu,oleh karena proses
komunikasi yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seorang pengirim dan
penerima pesan
4.
Gunakan pengetahuan anda tentang orang yang
berbicara tersebut untuk dapat menarik manfaat yang positif bagi anda.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi antarpribadi (interpersonal comunication)
merupakan salah satu bentuk kmunikasi yang dilakukan antara individu yang satu
dengan individu yang lain baik yang
terjadi dalam suatu organisasi bisnis maupun non bisnis.Namun,dalam hal ini
komunikasi antarpribadi lebih difokuskan pada komunikasi yang ada dalam suatu
organisasi bisnis yaitu antara manajer dan karyawan atau pegawai
Komunikasi antar pribadi memiliki bermacam-macam
tujuan antara lain : Untuk menyampaikan informasi,berbagi pengalaman,melakukan
kerja sama,memotivasi,menumbuhkan simpati,dan melampiaskan kekecewaan dan
kekesalan kepada orang lain.
Dalam komunikasi antarpribadi suatu organisasi
bisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
seorang manajer.Ada berbagai macam gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi,antara lain:
teori X dan Y yang dikemukakan oleh Dougles McGregor,yang dikemukakan oleh
Ludlow dan Panton,dan gaya kepemimpinan situasional yang dikemukakan Harsey dan
Blanchard.
Ketika komunikasi antarpribadi terjadi,maka
mendengarkan memiliki peran yang sangat penting bagi tercapainya suatu
pemahaman yang benar dalam suatu percakapan dengan orang lain.Mendengarkan
dalam hal ini merupakan kegiatan mendengar secara aktif dan dinamis yang
memerlukan suatu konsentrasi secara penuh dan utuh tanpa diinterupsi adanya
gangguan dalam berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto djoko.Komunikasi Bisnis.Jakarta:Penerbit
Erlangga, 2011
B.Curtis,James,j.Floye,dan Jerry
Lwinsor.Komunikasi bisnis dan
profesional.Bandung:Remaja rosdakarya,Bandung,1996